Toh, ada beberapa ketentuan yang harus dipatuhi oleh warga jamaah shalat Ied saat datang ke GKR nanti mengingat klub berkepentingan menjaga kualitas stadion terutama rumput agar tidak terganggu.
“Inilah yang kami sampaikan ke PHBI. Misalnya jamaah shalat Ied tidak boleh membawa koran untuk dijadikan alas karena tintanya berpotensi merusak rumput. Dilarang bawa parfum, rokok dan permen karet. Hanya tiga pintu yang kami buka, di selatan dan bagian timur. Ada steward juga yang berjaga di tiap pintu masuk” jelas Asghar.
Asghar juga menghimbau agar jamaah shalat Ied membawa kantong plastik untuk menyimpan sandal atau sepatunya. Rumput tempat shalat akan steril dan bersih. Jadi sepatu atau sandal dilepas sebelum masuk lapangan. Hanya tinggal menggelar sajadah saja. Sehari sebelum shalat, rumput juga akan disterilkan dengan semprotan anti bakteri dan kuman.
“Zoysia Matrella ini jenis rumput yang sensitif. Harganya mahal dan membawanya dari Surabaya. Kami belum punya space rumput cadangan di Ternate. Jadi benar-benar harus dijaga,” tambahnya.
Asghar berharap dukungan dari semua pihak untuk sukses kegiatan shalat Ied di Gelora Kie Raha. Ketertiban dan keamanan jadi fokus. Panel LED juga tidak akan digeser. Hanya tribun utama yang tertutup.
“Silahkan mengambil foto setelah shalat dan keluar dengan tertib,” pungkas Asghar.
Stadion GKR sejatinya sering digunakan sebagai pusat pelaksanaan Shalat Ied di Kota Ternate. Hanya saja, dalam beberapa tahun terakhir tidak lagi digunakan karena sedang diperbaiki pada bagian tribunnya oleh Pemkot Ternate yang dilanjutkan renovasi secara besar-besaran usai direnovasi secara besar-besaran guna memenuhi persyaratan dilaksanakannya pertandingan Liga 1 Indonesia.
Manajemen Malut United FC atas izin Pemkot Ternate resmi menggunakan GKR untuk pertandingan home sekaligus markas bagi klub itu sat naik kasta ke Liga 1 Indonesia di akhir musim 2023/2024. GKR kembali resmi digunakan saat pertandingan antara Malut United FC menjamu Persis Solo pada 21 November 2024. (fm)